Thursday, August 14, 2014

Mengenal Tuna Mata Besar (Bigeye Thuna) (Thunnus obesus)






Tuna mata besar (Thunnus obesus) atau dikenal dengan sebutan Bigeye tuna termasuk jenis tuna besar, sirip dada cukup panjang pada individu yang besar dan menjadi sangat panjang pada individu yang sangat kecil. Warna bagian bawah dan perut putih, garis sisi pada ikan yang hidup seperti sabuk berwarna biru membujur sepanjang badan, sirip punggung pertama berwarna kuning terang, sirip punggung kedua dan sirip dubur berwarna kuning muda, jari-jari sirip tambahan (finlet) berwarna kuning terang, dan hitam pada ujungnya. Menurut Reiner (1996), spesies ini mencapai panjang total maksimum (total length/TL) 250 cm dengan panjang cagak (Fork Length/FL) rata-rata per individunya lebih dari 180 cm. Pada tahun 1957 pernah dilaporkan di Cabo Blanco, Peru sepanjang 263 cm dengan berat 197,3 kg, sedangkan pada tahun 1977 di Samudera Atlantik, tepatnya Maryland, USA seberat 170,3 kg dengan panjang cagak 206 cm. Ukuran panjang cagak normal yang tertangkap antara 40 cm dan 170 cm (Fonteneau dan Marcille Eds. 1991).



Ikan tuna mata besar mempunyai ciri-ciri luar sebagai berikut: sirip ekor mempunyai lekukan yang dangkal pada pusat celah sirip ekor; pada ikan dewasa matanya relatif besar dibandingkan dengan tuna-tuna yang lain; profil badan seluruh bagian dorsal dan ventral melengkung secara merata; sirip dada pada ikan dewasa, 1/4-1/3 kali fork length (FL); sirip dada pada anak ikan tuna (juwana) lebih panjang dan selalu melewati belakang sebuah garis yang digambar di antara tepi-tepi anterior sirip punggung kedua dan sirip anal; Ikan-ikan tuna mata besar dengan ukuran <75 cm (10 kg) mempunyai sirip dada yang lebih panjang dari pada ikan tuna sirip kuning dari ukuran-ukuran yang sebanding (Fukofuka dan Itano 2006).

Tuna mata besar tersebar di seluruh perairan di dunia baik di perairan tropis maupun subtropis yang meliputi perairan Samudera Atlantik, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik tetapi tidak terdapat di Laut Mediterrania. Tuna jenis ini bersifat epipelagik, mesopelagik, berada pada permukaan sampai kedalaman 250 m, dapat ditemukan pada perairan dengan suhu 13-29oC, tetapi batas optimumnya antara 17-22oC (Collette dan Nauen 1983).

2 comments: